CIPTAAN MENTAL MENDAHULUI CIPTAAN FISIK
CIPTAAN
MENTAL MENDAHULUI CIPTAAN FISIK
Sebuah bangunan seperti gedung, masjid, hotel, rumah
dibuat berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Ketika saya menginginkan rumah
mewah itu terjadi, saya sudah membayangkan sebelumnya mempunyai gambaran bentuk bangunan, warna
bangunan,hiasannya, bentuk pagarnya, dan luas bangunan tersebut. Saya
menginginkan desain rumah saya berbentuk minimalis berlantai tiga, mempunyai
delapan kamar tidur, ruang tamu yang luas, ruang keluarga yang nyaman dengan
pemandangan langsung ke taman, toilet yang terintegrasi di masing-masing ruang
kamar tidur, dapur yang luas sehingga membuat istri saya betah memasak dan juga
ruang perpustakaan bersebelahan dengan kolam renang.
Secara tidak sadar saya sudah menciptakan bangunan
fisik tersebut ke dalam pikiran saya, entah kapan rumah mewah tersebut muncul
dikehidupan nyata. Tapi yang jelas saya meyakini bahwa apapun yang tercipta di dunia
ini semuanya bukanlah secara tiba-tiba muncul tanpa ada yang dipikirkan
terlebih dahulu bahkan Tuhan pun mempunyai rencana menurunkan Nabi Muhammad saw
dengan menuliskannya di dalam Kitab – Kitab suci sebelum Al-Qur’an.
Ketika saya selesai mengikuti acara seminar producer
meeting bersama teman-teman bisnis saya. Saya menemui mentor saya Bapak
Khumaedi untuk saya perkenalkan dengan teman baru saya yaitu Titiek. Kami
bertiga mengobrol cukup lama, dalam obrolan ini saya berharap agar teman saya
Titiek bisa ikut gabung dengan bisnis ini. Sebuah bisnis yang saya harapkan
sebagai tujuan utama untuk mengetahui siapakah saya. Obrolan makin seru ketika
Bapak Khumaedi bertanya kepada kita, “ Menurut kalian apakah seorang Soekarno
ketika memproklamirkan kemerdekaan Indonesia, negara ini sudah merdeka?”.
Jawabku,” Tidak”. “Tidak kan!. Soekarno hanya ngomong kepada dunia bahwa negara
ini merdeka padahal nyatanya negaranya masih terjajah oleh jepang. Dan apa
reaksinya? Rakyat Indonesia bersatu, banyak terjadi pertempuran dimana-mana
mulai dari perang 10 november, bandung lautan api, gerilya Jenderal Sudirman
dan hampir seluruh daerah nusantara berperang. Belanda pun akhirnya keder
karena rakyat Indonesia bersatu. Maka dari itulah kemerdekaan mudah diraih.”
Saya pun mengangguk mengerti mengamatinya berbicara penuh dengan semangat,
terasa sebuah energi listrik yang mengisi ulang baterai dalam tubuh ini untuk
segera bertindak menggapai impian.
“ Ketika pembuktian itu sudah banyak terjadi, lantas
apa yang harus ditakutkan? Sadarilah bahwa ciptaan mental selalu mendahului
ciptaan fisik, itu sudah menjadi hukum alam tinggal kita hanya mengikuti saja
jalannya jangan melawan”. Ujar Bapak Khumaedi sambil berapi-api kepada kami.
Bayangan saya pun langsung terbukti ketika itu juga,
“Dunia ini adalah hasil dari apa yang kamu pikirkan,” Albert Enstein, rekan
saya menyetujui kontrak bisnis saat itu juga.
Comments
Post a Comment